Keputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak Pasti

Keputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak Pasti
A.    Pengertian Pengambilan Keputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak Pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal berikut :
  1. Tidak diketahui jumlah dan kemungkinan munculnya kondisi tersebut.
  2. Pengambil keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
  3. Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil suatu tindakan, tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut.
  4. Pengambil Keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
  5. Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi. 
  6. Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara antara lain :       
            a. Mencari informasi lebih banyak     
            b. Melalui riset atau penelitian       
            c. Menggunakan probabilitas subjektif
Kondisi tidak pasti adalah suatu keadaan yang memebuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
1.      Ada beberapa alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan)
2.      Nilai probabilitas masing-masing kejadian tidak diketahui
3.      Memiliki Pay-off sebagai hasil kombinasi  suatu tindakan dan kejadian tidak pasti
Pay-off merupakan nilai yang menunjukan hasil yang diperoleh dari kombinasi suatu alternatif tindakan dengan kejadian tidak pasti tertentu.Pay-off dapat berupa nilai pembayaran, laba, kenaikan pangsa pasar, kekalahan, penjualan, kemenangan, dsb.
B.     Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Tidak Pasti
Ada beberapa kriteria dalam pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu :
1.      Kriteria Maximax
Pengambil Keputusan dianggap sangat optimis yaitu dipilihnya hasil-hasil terbesar dari alternatif-alternatif yang memberikan hasil maksimal dalam berbagai keadaan secara alamiah.
Kriteria maximax ini adalah kriteria yang tidak valid, karena hanya mempertimbangkan hasil yang paling optimistic dan mengabaikan semua keadaan yang mungkin, pay off, dan probabilitas yang lainnya.
Contoh Soal :
Alternatif Investasi
Prospek Pasar (dalam juta rupiah)
Cerah
Sedang
Lesu
Obligasi
200
65
15
Deposito
175
100
40
Properti
250
150
-100
Penyelesaian Maximax :
Investasi
Pay-off Maksimum (dalam juta rupiah)
Obligasi
200
Deposito
175
Properti
250
Jadi, keputusan yang diambil berdasarkan kriteria maksimaks adalah investasi properti, karena memberikan hasil maksimal dari hasil maksimim beberapa jenis investasi yaitu, 250 juta.
2.      Kriteria Maxmin
Pada kriteria ini, pengambil keputusan dianggap pesimis atau konservatif tentang masa depan. Menurut kriteria ini, hasil terkecil untuk setiap alternatif dibandingkan dengan alternatif yang menghasilkan nilai maksimal dari hasil-hasil minimal yang dipilih atau memilih alternatif yang minimalnya paling besar.
Kriteria ini disebut juga kriteria Wald, untuk menghormati penemuanya Abraham Wald. Pada kriteria ini, pengambil keputasan mungkin mengabaikan probabilitas-probabilitas signifikan bahwa hasil yang diperoleh dapet lebih besar.
Contoh Soal :
Alternatif Investasi
Prospek Pasar (dalam juta rupiah)
Cerah
Sedang
Lesu
Obligasi
200
65
15
Deposito
175
100
40
Properti
250
150
-100
Penyelesaian Maximin :
Investasi
Pay-off Minimum (dalam juta rupiah)
Obligasi
15
Deposito
40
Properti
-100
Jadi keputusan yang diambil berdasarkan kriteria minimaks adalah investasi deposito, karena memberikan hasil maksimal dari hasil minimum dari berberapa jenis investasi, yaitu Rp 40 juta.
3.      Kriteria Laplace
Kriteria ini disebut juga kriteria equal likelihood. Menurut kriteria ini, pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya.
Pada kriteria ini, pengambil keputusan tidak dapat menentukan/mengetahui probabilitas terjadinya berbagai hasil, sehingga diasumsikan bahwa semua kejadian mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadinya atau setiap hasil memiliki probabilitas yang sama. Hasil yang dipilih adalah yang memiliki nilai tertimbang tertinggi
Contoh Soal :
Alternatif Investasi
Prospek Pasar (dalam juta rupiah)
Cerah
Sedang
Lesu
Obligasi
200
65
15
Deposito
175
100
40
Properti
250
150
-100
Penyelesaian Leplace :
Bila probabilitas setiap peristiwa adalah 1/3. dengan demikian, nilai tertimbang hasil investasi dari ketiga dipilih adalah:
- Obligasi = (⅓)(200)+(⅓)(65)+(⅓)(15)
= 93,33
-Deposito = (⅓)(175)+(⅓)(100)+(⅓)(40)
= 104,99
- Properti = (⅓)(250)+((⅓)(150)+(⅓)(-100)
= 99,99
Karena nilai tertimbang deposito yang tertinggi, pengambil keputusan akan memilih deposito.
4.      Kriteria Realisme 
Kriteria realisme dikenal juga sebagai kriteria Hurwicz, untuk menghormati penemunya Leonid Hurwicz. Kriteria ini merupakan antara maximax dan maxmin, antara optimis dan pesimis, pengambilan keputasan yang tepat biasanya memperlihatkan suatu campuran antara optimism dan pesimisme.
Pada kriteria ini terdapat koefisien optimis, biasanya disimblokan dengan “α”, yaitu skala untuk mengukur tingkat optimism dari pengambilan keputusan.
Ukuran realisme  (UR) = (Hasil maksimal x α) + (Hasil minimal x 1-α)
Contoh Soal :
Alternatif Investasi
Prospek Pasar (dalam juta rupiah)
Cerah
Sedang
Lesu
Obligasi
200
65
15
Deposito
175
100
40
Properti
250
150
-100
Penyelesaian Realisme :
Investasi
Pay-off Maks
Pay-off Min
Obligasi
200
15
Deposito
175
40
Properti
250
-100
α = 0,7 maka 1-α = 1-0,7 = 0,3
URobligasi = 200(0,7) + 15(0,3) = 144,5
URdeposito = 175(0,7) + 40(0,3) = 134,5
URproperti = 250(0,7) + (-100)(0,3) = 145
Jadi : UR yang tertinggi adalah 145, maka dipilih investasi properti. 
5.      Kriteria Regret
Kriteria regret atau kriteria minimax pertama kali diperkenalkan oleh L.J. savage yang didasarkan pada konsep opportunity loss atau regret. Pada kriteria ini pembambil keputusan dapat diperoleh hasil keputusan yang maksimal agar tidak terjadi suatu penyesalan (regret), dan dapat bertidak kedepan dengan melihat keadaan masa lalu.
Menurut kriteria ini, pengambilan keputusan akan mengalami suatu kerugaian apabila suatu peristiwa terjadi menyebabkan alternatif yang dipilih kurang dari payoff maksimal.
Untuk menyelesaikan kasus degan menggunakan kriteria regret dapat digunakan pedoman sebagai berikut :
  1. Tentukan nilai regret setiap (opportunity loss) pay off, dengan jalan mengurangkan nilai pay off maksimal baris dengan pay off tiap baris!
  2. Menentukan nilai regret maksimal tiap baris.
  3. Menentukan nilai minimaks, sebagai alternatif pengambilan keputusan.
Contoh Soal :
Alternatif Investasi
Prospek Pasar (dalam juta rupiah)
Cerah
Sedang
Lesu
Obligasi
200
65
15
Deposito
175
100
40
Properti
250
150
-100
Penyelesaian Regret :
Alternatif Investasi
Prospek Pasar (dalam juta rupiah)
Cerah
Sedang
Lesu
Obligasi
250-200=50
150-65=85
40-15=25
Deposito
250-175=75
150-100=50
40-40=0
Properti
250-250=0
150-150=0
40-(-100)=140
Nilai minimax, nilai penyesalan terkecil dari alternatif nilai nilai tersebut adalah 75juta. Dengan demikian, pengambilan keputusan memilih deposito.
6.      Kriteria Pohon Keputusan
Pohon keputusan adalah diagram pilihan keputusan dan peluang kejadian yang menyertai keputusan, serta hasil dari hubungan antara pilihan dengan kejadian. Disebut pohon keputusan karena bila digambarkan mirip sebuah pohon dengan cabang cabang dan ranting ranting.
Tujuan penggunaan pohon keputusan ini adalah untuk memudahkan penggambaran situasi keputusan secara sistematik dan komprehensip. Pengambilan keputusan adalah saat kejadian tidak pasti, saat dimana sesuatu diluar kontrol tentang apa yang akan terjadi, atau diluar kendali kita.
Simbol-simbol dalam pohon keputusan :
    

Contoh Soal :
Sebuah produk yang berada pada tahap pengembangan, mempunyai probabilitas 0,65 untuk diperbaharui dan jika berhasil diperbaharui produk ini mempunyai probabilitas 0,9 untuk laris. Namun jika produk tidak berhasil diperbaharui, probabilitas menjadi laris hanya 0,2.
a)       Gambarkan diagram pohon keputusan !
b)       Berapa probabilitas produk ini akan menjadi laris?
Penyelesaian Pohon Keputusan :
a.       Diagram Pohon Keputusan
      Perbaharui = B
maka P(B)= 0,65
      Tidak Diperbaharui =TB
maka P(TB)=0,35
      Laris = L
maka P(L/B)= 0,9; P(L/TB) = 0,2
      Tidak Laris = TL
maka P(TL/B)=0,1; P(TL/TB)=0,8
b. Probabilitas produk akan laris = P(L)
P(L) = P(LB) + P(L/B')
            P(B)P(L/B) + P(B’)P(L/B’)
            (0,65)(0,90) + (0,35)(0,20)
            0,585 + 0,07
            0,655 atau 65,5 %
Keterangan
B = Diperbaharui                    B’ = Tidak diperbaharui
L = Laris                                 L’ = Tidak Laris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar